Pada pertengahan tahun 2025, Deadpool & Wolverine hadir sebagai salah satu film paling dinanti dalam sejarah Marvel Cinematic Universe (MCU). Film ini menjadi landmark karena memperkenalkan Deadpool secara resmi ke dalam semesta MCU setelah proses akuisisi 21st Century Fox oleh Disney (sumber: KritikFilm). Dengan antisipasi tinggi dari penggemar dan kritikus, film ini disambut hangat di bioskop global.
Film yang disutradarai oleh Shawn Levy ini mencetak rekor pembukaan box office dengan pendapatan global mencapai lebih dari $400 juta hanya dalam sepuluh hari pertama. Di Rotten Tomatoes, Review Film Deadpool & Wolverine mendapatkan skor 85% (Certified Fresh) dari lebih dari 250 kritikus, sementara Metacritic mencatat skor 72/100, menunjukkan penerimaan kritis yang cukup solid meskipun ada beberapa catatan minor. Media besar seperti Variety, Financial Times, dan Rotten Tomatoes Editorial menyebut film ini sebagai bentuk segar dari formula film superhero yang terlalu sering bermain aman.
Duet Antihero: Chemistry Kacau yang Justru Menghibur
Salah satu kekuatan terbesar film ini terletak pada duet antihero-nya: Deadpool dan Wolverine. Ryan Reynolds kembali memerankan Wade Wilson dengan segala kenakalan, sarkasme, dan dialog meta-nya yang khas. Sementara Hugh Jackman, setelah hiatus sejak Logan (2017), menghidupkan kembali karakter Logan/Wolverine dengan intensitas brutal yang tidak kehilangan kedalaman emosional.

Chemistry antara keduanya terasa alami sekaligus kacau. Film tidak berusaha menyatukan mereka secara paksa. Justru, ketegangan dan perbedaan pendekatan keduanya menjadi sumber utama komedi dan konflik dalam cerita. Interaksi mereka menghadirkan kombinasi konfrontatif sekaligus komplementer, dan ini menjadi salah satu aspek yang paling diapresiasi oleh pengulas di Rotten Tomatoes.
Cerita dan Struktur Narasi: Multiverse, TVA, dan Eksperimen Waktu
Film ini mengambil pendekatan multiverse yang kini menjadi fondasi naratif utama MCU. Deadpool direkrut oleh Time Variance Authority (TVA), lembaga yang juga diperkenalkan di serial Loki, untuk memperbaiki timeline yang rusak akibat intervensi dari varian villain bernama Paradox—sebuah entitas yang mencoba menghapus seluruh varian dari eksistensi.
Konflik memuncak ketika Deadpool harus menghadapi Paradox dengan bantuan Wolverine dari dimensi lain yang masa lalunya jauh lebih kelam dan tidak mengenal konsep “tim kerja”. Di sinilah misi mereka menjadi lebih dari sekadar memperbaiki timeline—melainkan memahami satu sama lain sebagai manusia dengan trauma masing-masing.
Struktur narasi film ini cukup kompleks namun dapat diikuti, dengan perpindahan antar dunia dan era yang dinamis. Namun, Metacritic menyoroti bahwa beberapa adegan klimaks terasa terlalu padat dan terkesan terburu-buru, seolah dipaksa menyelesaikan terlalu banyak subplot dalam waktu yang terbatas.
Humor Gelap: Cerdas, Satir, dan Menohok
Deadpool tak akan lengkap tanpa humornya yang tajam. Film ini tetap mempertahankan gaya khas Deadpool: meta joke, sindiran budaya pop, hingga kritik langsung terhadap kebijakan Disney dalam mengatur konten. Bahkan, film menyisipkan parodi terhadap film superhero MCU sendiri seperti Avengers: Endgame dan Eternals.
Menurut editorial Rotten Tomatoes, salah satu dialog yang paling mencolok adalah saat Deadpool bercanda tentang betapa “Disney-friendly” ia harus bertingkah, padahal film ini jelas-jelas mempertahankan rating R dengan segala kebrutalan dan bahasa kasarnya.
Namun, penting untuk dicatat: film ini bukan untuk semua kalangan. Humor yang digunakan banyak yang bersifat gelap, sarkastik, dan vulgar. Anda yang menyukai jenis komedi satir dan eksplisit kemungkinan besar akan terhibur, tetapi penonton yang mengharapkan kisah pahlawan keluarga ala Spider-Man mungkin perlu berpikir dua kali.
Visual, Efek Khusus, dan Koreografi Aksi
Dari segi visual, Deadpool & Wolverine tampil sangat solid. Sinematografi gelap namun kontras tajam membuat adegan pertarungan lebih hidup. Koreografi pertarungan dibuat dengan pendekatan realistis dan brutal, terutama saat Wolverine bertarung dalam gaya khasnya: cepat, kejam, dan taktis.
Perpindahan antar dimensi divisualisasikan dengan CGI berkualitas tinggi, tanpa terlihat terlalu “cartoonish”. Dunia alternatif yang ditampilkan—termasuk realitas apokaliptik dan dunia retro-futuristik—memberi variasi visual yang menyegarkan.
Financial Times menyebut bahwa film ini berhasil menciptakan identitas visual yang berbeda dari film MCU lain, dengan sentuhan noir dan tone suram yang tetap menghibur secara visual.
Pendalaman Karakter: Lebih dari Sekadar Aksi
Selain kekacauan dan humor, film ini juga memberikan kedalaman karakter yang jarang terlihat di film-film superhero. Wade Wilson digambarkan mulai mempertanyakan makna eksistensinya setelah banyak kehilangan, sementara Wolverine menghadapi trauma masa lalu dan konsekuensi dari pilihannya.
Kedalaman emosional ini menjadi penting dalam membangun keterikatan penonton, dan ini bukan hanya ditunjukkan melalui dialog, tetapi juga melalui momen hening, ekspresi wajah, serta pilihan tindakan karakter. Variety memuji film ini karena berani menyisipkan refleksi karakter tanpa kehilangan ritme hiburan.
Cameo dan Easter Eggs: Sajian untuk Fans Setia
Sebagai bagian dari semesta Marvel, film ini tak lupa menyisipkan cameo dan easter egg yang membuat penggemar tersenyum puas. Beberapa karakter dari X-Men klasik dan bahkan kejutan dari semesta Spider-Man tampil sekilas. Anda yang jeli akan menemukan referensi ke banyak waralaba—dari Blade hingga Fantastic Four.
Namun, semua elemen ini tetap diatur agar tidak mengganggu narasi utama. Setiap cameo punya alasan naratif, bukan sekadar gimmick nostalgia.
Tidak Sempurna, Tapi Mengesankan
Deadpool & Wolverine adalah perpaduan unik antara aksi, humor, dan kedalaman karakter. Meski memiliki kelemahan dalam ritme akhir cerita, film ini tetap menjadi salah satu rilisan paling segar dari MCU dalam beberapa tahun terakhir. Film ini menghibur, membuat tertawa, bahkan menyentuh emosi Anda di titik-titik tertentu.
Bagi Anda yang menginginkan tontonan aksi dengan muatan komedi yang tidak biasa, ini adalah pilihan wajib. Tapi bersiaplah untuk menghadapi humor yang nyeleneh, darah di mana-mana, dan cerita yang bermain dengan konsep multiverse secara kompleks namun menyenangkan.