5 Kebiasaan Kecil yang Bisa Dilakukan Perempuan untuk Menjaga Lingkungan

Perempuan memiliki peran besar dalam kehidupan rumah tangga dan pengambilan keputusan konsumsi sehari-hari. Dari memilih produk kebutuhan rumah, pakaian, hingga kosmetik, semua keputusan itu berdampak langsung pada lingkungan. Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan UN Women, lebih dari 70% keputusan konsumsi rumah tangga diambil oleh perempuan. Ini berarti, ketika perempuan mulai mengubah kebiasaan mereka menjadi lebih berkelanjutan, dampaknya bisa terasa secara global.

Perempuan membawa tas belanja kain di pasar tradisional sebagai contoh kebiasaan ramah lingkungan.
Perempuan membawa tas belanja kain di pasar tradisional sebagai contoh kebiasaan ramah lingkungan.

Dinas Lingkungan Hidup juga menegaskan bahwa gaya hidup ramah lingkungan yang dimulai dari rumah dapat mengurangi beban sampah nasional secara signifikan. Di era modern, isu lingkungan bukan lagi tanggung jawab aktivis atau lembaga besar saja. Setiap tindakan kecil seperti membawa botol minum sendiri atau menghemat listrik di rumah bisa menjadi langkah konkret menjaga bumi. Dan menariknya, kebiasaan ini bisa dimulai dari rutinitas sederhana yang dilakukan setiap hari.

1. Membawa Tas Belanja Sendiri

Plastik sekali pakai masih menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2025 mencatat, Indonesia menghasilkan lebih dari 67 juta ton sampah per tahun, dan sekitar 16% di antaranya adalah plastik. Setiap kantong plastik yang digunakan hanya beberapa menit, tapi butuh ratusan tahun untuk terurai.

Membawa tas belanja sendiri adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan semua orang, terutama perempuan yang sering berbelanja kebutuhan rumah tangga. Tas kain atau tote bag menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan juga fashionable. Kini, banyak merek lokal yang memproduksi tas lipat dengan desain menarik sehingga mudah dibawa ke mana saja.

Tips Praktis:

  1. Simpan satu tas lipat di dalam tas utama agar selalu siap digunakan.
  2. Pilih bahan yang tahan lama seperti kanvas atau nilon tebal.
  3. Jika membeli online, pilih toko yang menawarkan pengiriman dengan kemasan ramah lingkungan.

Dengan kebiasaan kecil ini, perempuan tidak hanya berkontribusi pada pengurangan sampah plastik, tapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dinas Lingkungan Hidup di berbagai daerah juga mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kantong belanja ramah lingkungan melalui berbagai kampanye edukasi publik (sumber: dlhsleman.id).

2. Mengurangi Fast Fashion dan Pilih Produk Lokal

Industri fashion menjadi salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Menurut laporan dari World Bank, industri mode menyumbang sekitar 10% dari total emisi karbon global dan mengonsumsi air dalam jumlah sangat besar. Tren fast fashion membuat banyak perempuan tergoda membeli pakaian murah yang cepat berganti setiap musim, namun berakhir menumpuk di tempat pembuangan.

Mengubah pola konsumsi menjadi slow fashion bisa menjadi langkah cerdas. Slow fashion menekankan kualitas, keberlanjutan, dan etika dalam berbelanja. Ini bukan berarti harus berhenti belanja, melainkan lebih bijak dalam memilih pakaian.

Langkah Sederhana untuk Memulai:

  1. Pilih pakaian dengan bahan alami seperti katun organik atau linen.
  2. Dukung brand lokal yang memproduksi pakaian secara etis dan berkelanjutan.
  3. Belajar memadukan outfit agar tidak perlu membeli terus-menerus.
  4. Coba thrifting atau menukar pakaian dengan teman.

Selain lebih hemat, pilihan ini mendukung ekonomi kreatif lokal dan mengurangi jejak karbon dari pengiriman internasional. Dinas Lingkungan Hidup di berbagai kota bahkan mengadakan workshop daur ulang pakaian untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengurangan limbah tekstil. Setiap keputusan membeli adalah suara — pilihlah yang berpihak pada bumi.

3. Menghemat Energi di Rumah

Banyak perempuan menghabiskan waktu di rumah untuk bekerja, mengurus keluarga, atau beristirahat. Rumah menjadi pusat aktivitas yang bisa menjadi tempat terbaik untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Salah satu kebiasaan kecil yang bisa dimulai adalah menghemat energi.

Menghemat energi bukan hanya soal menurunkan tagihan listrik, tetapi juga mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), sektor rumah tangga menyumbang sekitar 20% dari total konsumsi energi global.

Langkah yang Bisa Dilakukan di Rumah:

  1. Cabut charger dan alat elektronik yang tidak digunakan.
  2. Ganti lampu dengan LED yang hemat energi.
  3. Gunakan mesin cuci dengan mode hemat air.
  4. Buka jendela untuk pencahayaan alami di siang hari.

Selain itu, ajak seluruh anggota keluarga untuk ikut terlibat. Misalnya, membuat aturan sederhana untuk mematikan lampu saat keluar ruangan atau menggunakan kipas angin alih-alih pendingin udara jika tidak terlalu panas. Dinas Lingkungan Hidup juga kerap memberikan panduan hemat energi rumah tangga untuk mengurangi emisi karbon. Semakin banyak yang terlibat, semakin besar dampaknya bagi lingkungan.

4. Mengelola Sampah Rumah Tangga Secara Bijak

Sampah rumah tangga adalah sumber masalah lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun, pengelolaan sampah sebenarnya bisa dimulai dari rumah tanpa perlu teknologi rumit. Kuncinya ada pada pemilahan dan konsistensi.

Langkah Mudah Memulai:

  1. Pisahkan sampah organik (sisa makanan, daun, kulit buah) dan anorganik (plastik, botol, kaleng).
  2. Gunakan wadah terpisah untuk setiap jenis sampah.
  3. Manfaatkan sampah organik menjadi kompos sederhana untuk tanaman di rumah.
  4. Kumpulkan botol plastik dan kardus bekas untuk dijual ke bank sampah atau didonasikan.

Pemilahan sampah tidak hanya membantu mengurangi volume di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi. Banyak komunitas lokal kini mulai membuat gerakan daur ulang berbasis perempuan, seperti bank sampah yang dikelola ibu rumah tangga. Dinas Lingkungan Hidup berperan aktif mendukung gerakan ini melalui pelatihan dan penyediaan fasilitas kompos rumah tangga. Ini membuktikan bahwa langkah kecil di dapur bisa berdampak besar bagi bumi.

5. Memilih Produk Kecantikan Ramah Lingkungan

Industri kecantikan juga tak lepas dari isu lingkungan. Mulai dari kemasan plastik, bahan kimia, hingga microplastic dalam scrub wajah bisa mencemari air dan tanah. Karena itu, memilih produk kecantikan yang ramah lingkungan adalah bentuk kepedulian ganda: untuk diri sendiri dan untuk bumi.

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Produk:

  1. Periksa label “eco-friendly”, “refillable”, “cruelty-free”, atau “biodegradable packaging”.
  2. Pilih produk dengan bahan alami dan minim pengawet sintetis.
  3. Gunakan kembali wadah kosong dengan sistem isi ulang.
  4. Kurangi membeli produk berlebihan hanya karena tren viral.

Selain lebih sehat untuk kulit, langkah ini juga membantu mengurangi limbah kosmetik yang sulit terurai. Kini banyak brand lokal Indonesia yang mulai menerapkan sistem refill dan kemasan kertas daur ulang. Mendukung mereka berarti mendukung masa depan industri kecantikan yang lebih hijau. Dinas Lingkungan Hidup juga mendorong industri kecantikan untuk menerapkan produksi berkelanjutan melalui sertifikasi ramah lingkungan.

Menjadikan Gaya Hidup Hijau sebagai Identitas Positif

Menjaga lingkungan bukan berarti mengorbankan kenyamanan. Justru, dengan menjadikan gaya hidup hijau sebagai bagian dari identitas diri, perempuan bisa menunjukkan bentuk self-care yang lebih bermakna. Merawat bumi sama dengan merawat diri, karena keduanya saling terhubung.

Mulailah dari satu langkah kecil, seperti membawa botol minum atau tas kain, lalu lanjutkan dengan kebiasaan lain yang lebih besar. Konsistensi adalah kunci. Perempuan yang sadar lingkungan akan menjadi contoh bagi keluarga, teman, dan komunitas sekitarnya.

Perubahan global dimulai dari tindakan personal. Saat satu orang memulai, yang lain akan mengikuti. Dan dari kebiasaan sederhana itu, terbentuklah gerakan besar yang bisa menyelamatkan bumi untuk generasi berikutnya. Dukungan dari lembaga seperti Dinas Lingkungan Hidup menjadi faktor penting untuk memperkuat gerakan perempuan sadar lingkungan di seluruh Indonesia.

Tinggalkan komentar